Bagi pemilik dan operator kapal, memahami peraturan internasional terkait inspeksi kapal adalah hal yang wajib. Regulasi ini bukan sekadar aturan yang harus dipatuhi, tetapi juga menjadi jaminan keselamatan, kelayakan operasional, dan perlindungan lingkungan laut.
Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih dalam, yuk kita bahas peraturan-peraturan penting yang mengatur inspeksi kapal laut di tingkat internasional!
Kenapa Inspeksi Kapal Itu Wajib?
Kapal laut adalah sarana transportasi yang memiliki risiko tinggi jika tidak dikelola dengan baik. Inspeksi bertujuan untuk memastikan bahwa kapal layak beroperasi, aman bagi kru dan penumpang, serta ramah lingkungan.
Tanpa inspeksi yang ketat, banyak potensi bahaya yang mengintai, mulai dari kecelakaan di laut, pencemaran lingkungan, hingga kegagalan operasional yang merugikan.
Inspeksi kapal mencakup berbagai aspek, seperti:
✅ Kondisi lambung kapal
✅ Sistem keselamatan dan navigasi
✅ Peralatan darurat dan alat pemadam kebakaran
✅ Efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang
✅ Peralatan komunikasi dan mesin kapal
Sekarang, mari kita bahas beberapa peraturan internasional utama yang mengatur inspeksi kapal laut.
1. SOLAS (Safety of Life at Sea) – Keselamatan Kapal Adalah Prioritas
Konvensi Internasional tentang Keselamatan di Laut atau SOLAS adalah salah satu regulasi terpenting dalam dunia maritim. Konvensi ini pertama kali diberlakukan pada tahun 1914 setelah tragedi tenggelamnya RMS Titanic, dan terus diperbarui hingga saat ini.
🔎 Apa yang diatur dalam SOLAS?
- Kapal harus memiliki perlengkapan keselamatan yang lengkap dan berfungsi dengan baik.
- Inspeksi wajib dilakukan secara berkala untuk memastikan kapal aman berlayar.
- Sistem komunikasi dan navigasi harus memenuhi standar internasional.
- Lifeboat dan alat pemadam kebakaran harus tersedia dan dalam kondisi prima.
Inspeksi yang dilakukan berdasarkan aturan SOLAS memastikan bahwa setiap kapal memenuhi standar keselamatan global. Kapal yang tidak lolos inspeksi bisa dilarang beroperasi atau dikenakan sanksi berat.
2. MARPOL (Marine Pollution) – Perlindungan Lingkungan Laut
Bukan cuma soal keselamatan, kapal juga harus patuh terhadap aturan lingkungan. Inilah alasan kenapa MARPOL (International Convention for the Prevention of Pollution from Ships) diberlakukan.
📌 Apa saja yang diatur dalam MARPOL?
- Larangan pembuangan limbah minyak dan bahan beracun ke laut.
- Batas emisi gas buang dari mesin kapal untuk mengurangi polusi udara.
- Standar penggunaan bahan bakar rendah sulfur untuk kapal.
- Aturan ketat terkait pembuangan sampah plastik dan limbah kimia.
Inspeksi berdasarkan MARPOL dilakukan untuk memastikan kapal tidak mencemari laut dan mengikuti prosedur pembuangan limbah yang benar. Pelanggaran terhadap aturan ini bisa berujung pada denda besar dan pencabutan izin operasional kapal.
3. STCW (Standards of Training, Certification, and Watchkeeping) – Standar Pelatihan Kru Kapal
Selain kapal itu sendiri, kru yang mengoperasikannya juga harus memenuhi standar tertentu. STCW adalah peraturan yang mengatur tentang pelatihan dan sertifikasi bagi pelaut di seluruh dunia.
👨✈️ Apa saja yang diatur dalam STCW?
- Setiap awak kapal harus memiliki sertifikasi yang sesuai dengan tugasnya.
- Pelaut wajib menjalani pelatihan keselamatan, navigasi, dan manajemen risiko.
- Kapten dan perwira kapal harus memiliki jam pelayaran minimum sebelum naik pangkat.
- Standar kelelahan awak kapal untuk mencegah kecelakaan akibat kelelahan kerja.
Inspeksi kapal tidak hanya memeriksa kondisi fisik kapal, tetapi juga apakah kru memiliki lisensi yang valid dan memenuhi standar STCW.
4. ISM Code (International Safety Management) – Manajemen Keselamatan Kapal
Regulasi ini berkaitan dengan bagaimana kapal dikelola secara operasional agar tetap aman. International Safety Management (ISM) Code mewajibkan perusahaan pelayaran untuk memiliki sistem manajemen keselamatan yang terdokumentasi.
⚠️ Apa yang diwajibkan oleh ISM Code?
- Kapal harus memiliki prosedur manajemen risiko dan kesiapan darurat.
- Perusahaan pelayaran wajib memiliki Safety Management System (SMS).
- Awak kapal harus memahami prosedur keselamatan yang berlaku.
- Setiap kapal harus melalui audit keselamatan secara rutin.
Jika sebuah kapal tidak memiliki dokumentasi keselamatan yang sesuai dengan ISM Code, maka kapal tersebut bisa ditahan oleh otoritas pelabuhan.
5. Port State Control (PSC) – Inspeksi di Pelabuhan
Selain inspeksi rutin yang dilakukan pemilik kapal, ada juga inspeksi yang dilakukan oleh otoritas pelabuhan. Port State Control (PSC) adalah sistem di mana negara pelabuhan memeriksa kapal asing yang masuk ke wilayahnya.
🛑 Apa yang dicek dalam PSC?
- Kondisi keselamatan dan kelayakan kapal.
- Kepatuhan terhadap regulasi MARPOL dan SOLAS.
- Dokumen perizinan dan sertifikasi awak kapal.
- Riwayat pelanggaran atau insiden kapal sebelumnya.
Jika sebuah kapal gagal dalam inspeksi PSC, kapal tersebut bisa ditahan di pelabuhan hingga semua kekurangan diperbaiki.
Apa Konsekuensi Jika Kapal Tidak Lolos Inspeksi?
Jangan anggap enteng inspeksi kapal! Jika sebuah kapal gagal memenuhi standar internasional, maka konsekuensinya bisa sangat berat, antara lain:
❌ Kapal bisa dilarang berlayar atau ditahan di pelabuhan.
❌ Perusahaan pelayaran bisa dikenakan denda besar atau bahkan kehilangan izin operasional.
❌ Kapal bisa masuk dalam daftar hitam (blacklist) di berbagai negara.
❌ Risiko kecelakaan atau pencemaran laut meningkat drastis.
Jadi, lebih baik mematuhi regulasi sejak awal daripada harus menanggung risiko besar di kemudian hari.
Inspeksi Kapal Itu Bukan Pilihan, Tapi Kewajiban
Dunia maritim memiliki regulasi ketat demi keselamatan dan perlindungan lingkungan. Inspeksi kapal bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari upaya memastikan bahwa setiap kapal yang berlayar memenuhi standar internasional.
Dengan memahami peraturan seperti SOLAS, MARPOL, STCW, ISM Code, dan Port State Control, pemilik kapal bisa memastikan kapalnya tetap aman, efisien, dan legal untuk beroperasi di perairan internasional.
Untuk jasa inspeksi kapal laut terpercaya dan jasa hull cleaning kapal laut, hubungi SCM Indonesia.