Kapal laut adalah salah satu alat transportasi yang paling banyak digunakan di dunia, baik untuk pengangkutan barang maupun penumpang. Namun, tahukah Anda bahwa kapal laut membutuhkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan kendaraan darat?
Tidak seperti mobil yang cukup diisi dengan bensin atau solar di pom bensin, kapal laut menggunakan berbagai jenis bahan bakar yang disesuaikan dengan ukuran, jenis mesin, dan kebutuhan operasionalnya.
Mari kita bahas jenis-jenis bahan bakar yang digunakan untuk kapal laut, kelebihan dan kekurangannya, serta bagaimana industri maritim terus berkembang untuk mencari bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
1. Marine Diesel Oil (MDO)
Marine Diesel Oil (MDO) adalah salah satu bahan bakar kapal yang paling umum digunakan, terutama pada kapal-kapal berukuran kecil hingga menengah seperti kapal feri, kapal patroli, dan beberapa kapal kargo.
Kelebihan MDO:
✅ Lebih bersih dibandingkan bahan bakar berat lainnya
✅ Tidak memerlukan pemanasan sebelum digunakan
✅ Lebih efisien dan mudah didapat
Kekurangan MDO:
❌ Harga lebih mahal dibandingkan bahan bakar berat lainnya
❌ Masih menghasilkan emisi yang cukup tinggi
MDO sering digunakan karena mudah diaplikasikan ke berbagai jenis mesin kapal tanpa perlu sistem pemanas tambahan.
2. Heavy Fuel Oil (HFO)
Jika MDO lebih banyak digunakan untuk kapal kecil dan menengah, maka kapal besar seperti kapal tanker, kapal kargo, dan kapal pesiar cenderung menggunakan Heavy Fuel Oil (HFO). HFO adalah residu dari hasil penyulingan minyak mentah dan memiliki viskositas yang sangat tinggi.
Kelebihan HFO:
✅ Lebih murah dibandingkan bahan bakar lainnya
✅ Efektif untuk mesin besar yang membutuhkan energi tinggi
Kekurangan HFO:
❌ Sangat kental, sehingga memerlukan pemanasan sebelum digunakan
❌ Mengandung sulfur yang tinggi dan bisa mencemari lingkungan
❌ Regulasi lingkungan semakin membatasi penggunaan HFO
Karena kandungan sulfur yang tinggi, HFO sedang mengalami pembatasan ketat dalam penggunaannya. Banyak perusahaan pelayaran kini mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan.
3. Marine Gas Oil (MGO)
Marine Gas Oil (MGO) adalah bahan bakar kapal yang lebih ringan dibandingkan HFO dan sering digunakan di perairan yang memiliki regulasi lingkungan ketat, seperti wilayah perairan Eropa dan Amerika Utara.
Kelebihan MGO:
✅ Lebih ramah lingkungan dibandingkan HFO
✅ Memiliki kadar sulfur lebih rendah
✅ Tidak membutuhkan sistem pemanas tambahan
Kekurangan MGO:
❌ Harga lebih mahal dibandingkan HFO
❌ Tidak seefisien bahan bakar berat untuk perjalanan jauh
Karena sifatnya yang lebih bersih, MGO sering digunakan oleh kapal yang beroperasi di wilayah dengan regulasi emisi ketat.
4. Liquefied Natural Gas (LNG)
Dalam beberapa tahun terakhir, Liquefied Natural Gas (LNG) menjadi bahan bakar alternatif yang semakin populer di dunia pelayaran. LNG adalah gas alam yang didinginkan hingga berbentuk cair agar lebih mudah disimpan dan diangkut.
Kelebihan LNG:
✅ Emisi karbon lebih rendah dibandingkan HFO atau MGO
✅ Mengurangi emisi sulfur hingga hampir nol
✅ Lebih hemat dalam jangka panjang untuk kapal dengan rute tetap
Kekurangan LNG:
❌ Membutuhkan infrastruktur khusus untuk penyimpanan dan pengisian bahan bakar
❌ Harga awal investasi cukup tinggi
❌ Sistem mesin kapal harus disesuaikan untuk menggunakan LNG
LNG menjadi pilihan utama bagi perusahaan yang ingin mengurangi jejak karbon, meskipun biaya konversinya masih menjadi tantangan.
5. Biofuel dan Bahan Bakar Ramah Lingkungan
Seiring dengan semakin ketatnya regulasi lingkungan, beberapa perusahaan pelayaran mulai beralih ke biofuel atau bahan bakar yang dihasilkan dari sumber nabati dan limbah organik.
Kelebihan Biofuel:
✅ Lebih ramah lingkungan
✅ Bisa digunakan pada mesin diesel tanpa banyak modifikasi
✅ Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Kekurangan Biofuel:
❌ Produksi masih terbatas dan harga lebih mahal
❌ Ketersediaan di pelabuhan masih rendah
❌ Membutuhkan pengujian lebih lanjut untuk penggunaan jangka panjang
Biofuel masih dalam tahap pengembangan, tetapi ke depannya bisa menjadi solusi bagi industri pelayaran yang ingin lebih hijau.
6. Ammonia dan Hidrogen: Masa Depan Bahan Bakar Kapal?
Selain LNG dan biofuel, beberapa penelitian juga mulai mengembangkan ammonia dan hidrogen sebagai bahan bakar kapal masa depan.
Ammonia:
✅ Tidak menghasilkan karbon dioksida saat terbakar
✅ Bisa disimpan dalam bentuk cair dengan tekanan rendah
🚨 Tantangan: Ammonia sangat beracun dan membutuhkan sistem penanganan yang sangat ketat.
Hidrogen:
✅ Sangat ramah lingkungan karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi
✅ Bisa diproduksi dari sumber energi terbarukan
🚨 Tantangan: Penyimpanan hidrogen masih menjadi tantangan karena membutuhkan tekanan sangat tinggi atau suhu yang sangat rendah.
Walaupun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, ada kemungkinan bahwa di masa depan kapal laut akan menggunakan ammonia atau hidrogen sebagai bahan bakar utama.
Bahan Bakar Kapal Mana yang Paling Baik?
Tidak ada satu jenis bahan bakar yang bisa dianggap paling baik untuk semua kapal. Pemilihan bahan bakar tergantung pada beberapa faktor seperti:
✔️ Ukuran dan jenis kapal – Kapal kecil cenderung menggunakan MDO atau MGO, sementara kapal besar lebih sering menggunakan HFO atau LNG.
✔️ Regulasi lingkungan – Kapal yang beroperasi di wilayah dengan regulasi ketat lebih cenderung menggunakan LNG atau MGO dibandingkan HFO.
✔️ Efisiensi dan biaya – HFO masih menjadi pilihan utama untuk kapal besar karena harganya yang lebih murah, meskipun ada upaya untuk beralih ke alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Ke depan, industri pelayaran akan semakin didorong untuk menggunakan bahan bakar yang lebih bersih dan efisien. Biofuel, LNG, dan bahkan hidrogen mungkin akan menjadi bahan bakar utama kapal laut di masa depan.
Untuk jasa inspeksi kapal laut terpercaya dan jasa hull cleaning kapal laut, hubungi SCM Indonesia.